Perilaku Investor
Assalamualaikum Teman-Teman Semua...
Selamat datang di blog saya, Di blog sebelumnya saya sudah membahas tentang Transaksi Derivatif, nah kali ini saya akan membahas tentang "Perilaku Investor"
A. Pengertian Perilaku Investor
investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Terkadang istilah "investor" ini juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti, mata uang, komoditi, derivatif, saham perusahaan, ataupun aset lainnya dengan suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan profesinya serta hanya untuk suatu jangka pendek saja. Lebih spesifik lagi bahwa investor merupakan perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan lain sebagainya.
Ketika investor akan menginvestasikan dananya mereka tidak akan semena-mena langsung berinvestasi, tidak akan langsung tertarik begitu saja dengan berbagai yang ditawarkan oleh perusahaan. Para investor akan melihat terlebih dahulu dampak-dampak atau risiko-risiko yang akan ditimbulkan apabila akan berinvestasi.
Para investor akan mempertimbangkan berbagai hal salah satunya adalah risiko. Risiko didefiniskan dalam kamus Webstr’s sebagai “kecalakaan; bahaya; dihadapkan pada kerugian atau kecelakaan.” Oleh karena itu, risiko mengacu pada peluang bahwa beberapa kejadian yang tidak menguntungkan akan terjadi.
Maka dari itu investor akan bersikap hati-hati dalam mengambil suatu keputusan dalam menyikapi risiko untuk investasi yang lebih baik. Ada tiga sikap investor apabila dihubungkan dengan tingkat risiko yang dapat mereka terima, yaitu pertama tidak senang risiko (risk averse) sikap ini investor tidak senang terhadap risiko. Tentunya, ia memiliki konsekuensi tidak dapat mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi juga. Sikap investor ini biasanya sangat mengutamakan tingkat keamanan investasinya dibandingkan dengan tingkat return yang ditawarkan oleh suatu produk investasi. Dan investor ini masih menggunakan perbankan sebagai saran investasi di SBI atau obligasi pemerintah.
Kedua netral terhadap risiko (risk neutral), sikap investor ini adalah investor yang cukup menerima adanya risiko, tetapi tidak akan mau mengambil risiko lebih untuk mencoba mendapatkan tingkat return yang lebih tinggi. Tingkat return yang mereka harapkan biasanya lebih tinggi dari pada investor yang risk averse, dan tentunya mereka juga telah memiliki risiko yang minimal yang dapat diterima. Biasanya, investor ini selain diperbankan juga sudah berani bermain di jenis investasi reksadana; pasar uang; jenis asuransi yang aman, seperti asuransi jiwa, kesehatan, dan umum; maupun obligasi perusahaan pemerintah.
Ketiga menyukai risiko (risk seeker), sikap investor ini biasanya telah mengerti bahwa return yang tinggi akan diikuti dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Mereka sudah berani mencoba mengambil kesempatan dan juga berinvestasi pada produk investasi yang memiliki tingkat risiko relatif tinggi. Biasanya investor ini sudah sangat sedikit menginvestasikan dananya ke perbankan. Umumnya, mereka telah membagi investasinya ke reksadana, asuransi, dan juga sudah mulai berani berinvestasi langsung di saham, bursa komoditi, maupun valas.
Perilaku dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam semua aktivitas manusia. Kaitannya dalam perilaku investor dapat dijelaskan bahwa perilaku investor merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh investor yang secara langsung terlibat dalam proses berinvestasinya.
B. Macam-macam Perilaku Investor
5 macam perilaku investor di pasar modal, yaitu:
- Petualang (Adventurers). Investor yang tergolong pada poin ini umumnya tidak memperdulikan risiko, bahkan cenderung untuk menyukai risiko (Risk Takers). Mereka cenderung untuk tidak memperdulikan nasihat para financial advisors karena berbeda pandangan tentang risiko.
- Celebrities, perilaku Kelompok ini selalu ingin tampil, menonjol, dan menjadi pusat perhatian. Mereka seringkali tidak terlalu peduli pada perhitungan untung-rugi investasi, asalkan keputusan mereka untuk membeli atau menjual surat berharga dilihat dan didengar oleh orang banyak. Dan mereka tergolong dalam kecenderungan Risk Takers.
- Perilaku individualists. Perilaku ini terdiri dari orang-orang yang cenderung untuk bekerja sendiri dan tidak peduli pada keputusan investasi orang lain (jadi merupakan kebalikan dari perilaku yang cenderung untuk mengikuti arus). Mereka cenderung menghindari risiko yang tinggi dan tidak keberatan untuk menghadapi risiko yang moderat.
- Guardians. Pola perilaku investor yang beranggotakan investor “matang”, mereka lebih berpengalaman serta berpengetahuan relatif luas. Cenderung mereka sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Ketika mereka didampingi oleh financial advisor, maka pendampingnya itu akan dijadikan teman berdiskusi. Jika ternyata terjadi ”kesalahan” keputusan investasi, kelompok ini cenderung tidak mengkambinghitamkan orang lain, karena merasa telah terlibat langsung dalam proses pemilihan investasi. Mereka yang ada di dalam perilaku kelompok ini pada umumnya lebih bersifat Risk Averse.
- Terakhir adalah perilaku kelompok yang tidak dapat secara tegas dimasukkan ke salah satu dari empat kelompok di muka. The Five- Way Model menyebut mereka sebagai kelompok Straight Arrows, yaitu mereka yang tergabung dalam kelompok ini kadang-kadang bersifat sangat Risk Averse, dan terkadang sebaliknya. Suatu ketika mereka mengambil keputusan atas dasar kepercayaan pada kemampuan diri sendiri seperti halnya kelompok individualists, tetapi pada waktu lain lebih menampakkan Sifat Follow The Crowd.
C. Model Perilaku Investor
- Default Risk (Risiko gagal bayar). Kesulitan penerbit untuk membayar kupon obligasi, sederhanyanya, penerbitan obligasi digunakan untuk menghasilkan arus kas yang lebih baik bagi penerbit. Namun, jika terjadi situasi yang berlawanan, pembayaran kupon pemodal akhirnya terkena dampaknya. Selain tidak mendapatkan kupon, nilai obligasi dimana penerbitnya gagal memenuhi kewajibannya akan berdampak langsung pada harga obligasi yang menurun tajam di pasar sekunder.
- Tingkat Suku Bunga. Adanya sifat korelasi antara obligasi dengan tingkat suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi akan turun, demikian sebaliknya. Oleh karena itu, tingkat suku bunga selalu berlawanan dengan harga obligasi.
- Risiko Pembelian Kembali (Call Risk). Risiko obligasi ini ditimbulkan karena fitur obligasi yang berjenis feature call, kebiasaan penerbit melakukannya ketika suku bunga turun sehingga lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon. Kemudian penerbit akan menggantikan obligasi tersebut dengan kupon yang lebih rendah dari obligasi sebelumnya.
- Biaya Investasi. Inilah sebagian alasan investasi obligasi tidak menjadi pilihan utama. Hal ini didasarkan harga investasi obligasi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investasi sekuritas yang lain. Disatu sisi satuan jual beli instrumen ini cukup besar.
- Pengaruh Deposito. Deposito dan obligasi memiliki banyak kemiripan. Itulah sebabnya instrumen ini memiliki sifat kompetitif. Dimana bisa dilihat ketika bunga obligasi lebih tinggi dari bunga deposito, maka pemodal melepas deposito dan memindahnya ke obligasi. Begitu juga sebaliknya.
- Risiko Likuiditas. Obligasi tidak semuanya menarik investor untuk membelinya, karena ketika obligasi itu ada masalah atau pasar masih belum paham dengan keberadaan obligasi, maka pemodal mengalami kesulitan untuk melikuidnya menjadi dana. Sehingga bisa timbul aksi jual yang sengaja menekan harga di bawah pasar.
- Inflasi. Bunga dan nilai par obligasi yang sifatnya tetap dalam jangka waktu lama, bagi investor obligasi keadaan ini harus disikapi dengan pandai untuk mengonversinya dengan tingkat inflasi. Karena perubahan inflasi yang cenderung naik, mengakibatkan kupon yang diterima investor tidak memberikan hasil di masa yang akan datang.
Semoga bermanfaat
BalasHapusSangaat menarik👍🏻
BalasHapusTerimakasih banyak, blog ini sangat membantu saya
BalasHapus