METODE PENELITIAN KUANTITATIF (Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian)

 A. Proses Penelitian Kuantitatif Survei


   Salah satu metode penelitian kuantitatif adalah metode survei. Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang metode penelitian survei. Salah satunya yaitu menurut pendapat dari Neuman W Lawrence (2003) menyatakan:


"Survey are quantitative beasth. The survey ask many people (call respondent) about their belief, opinions, characteristic, and past or present behavior. Survey are appropriate for research questions about self reported belief or behavior"

Penelitian survei adalah penelitian kuantitatif. Dalam penelitian survei, peneliti menanyakan ke beberapa orang (yang disebut dengan responden) tentang keyakinan, pendapat, karakteristik suatu obyek dan perilaku yang telah lalu atau sekarang. Penelitian survei berkenaan dengan pertanyaan tentang keyakinan dan perilaku dirinya sendiri.


Berdasarkan kutipan tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa metode penelitian survei adalah penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuisioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.


Jadi dalam penelitian survei bisa bersifat deskriptif, komparatif, asosiatif, komparatif asosiatif, dan hubungan struktural (Path analysis/hubungan jalur, dan persamaan struktural/Structure Equation Model/SEM.

Proses penelitian kuantitatif dan kualitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, sedangkan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah memasuki lapangan.


Berikut proses kuantitatif akan terwujud dalam. Setelah masalah diidentifikasikan, dan dasar, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Denan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotetis, maka hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah penelitian.


Selanjutnya hipoteteis yang merupakan jawaban sementara, akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan studi data dilakukan pada populasi tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Bila populasi terlalu lus, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakana sampel yang diambil dari populasi tersebut. Bila peneliti membuat generalisasi, maka sampel yang diambil harus representatif, dengan teknik random sampling.


Meneliti adalah mencari data yang teliti / akurat. Untuk peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian. Dalam ilmu-ilmu, teknik, dan ilmu-ilmu empirik lainnya, instrumen penelitian seperti termometer untuk mengukur suhu, timbangan untuk mengukur berat semuanya sudah ada, hingga tidak perlu membuat instrumen. Tetapi dalam penelian sosial, sering instrumen yang akan digunakan untuk meneliti belum ada, sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkan sendiri. Agar instrumen tidak dipercaya, maka harus diuji validitas dan relibilitasnya.


Setelah instrumen teruji validitas dan rebilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Instrumen untuk mengumpulkan data dapat berbentuk tes dan tidak dapat digunakan sebagai kuesioner, observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik, data selain berupa tes dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner, observasi dan wawancara.


Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitain kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila peneliti dilakukan pada sampel yang diambil secara acak / acak.


Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian DAPAT menggnakan tabel, tabel Distribusi Frekuensi, Grafik Garis, Grafik batang, piechart (diagram Lingkaran) Dan pictogram.


Selanjutnya jawaban jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi kalau rumusan masalah ada kesimpulannya pun ada lima. Karena penelitian melakukan penelitian bertujuan untuk memahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan hasil penelitian. Jadi, jangan membuat sarann ​​yang tidak berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

B. Masalah


  Pada penelitian itu dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Maka setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berawal dari masalah. Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan peneliti itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan maalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.


1. Sumber Masalah


Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, rencana pelaksanaan.


Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan: Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan menimbulkan masalah. 

Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan: Suatu rencana yang direncanakan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan informasi.

Ada pengaduan: Dalam suatu organisasi yang dikemukakan, tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak yang mengadukan produk atau pelayanan yang diberikan, maka timbullah masalah dalam organisasi. Dengan demikian masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi pengaduan.

Ada kompetisi: Adanya kompetisi atau saingan sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama.

C. Rumusan Masalah


 Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah isyarat itu antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui data.


1. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian


Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan pada penelitian menurut tingkat eksplantasi. Di bawah ini dapat di kelompokan ke dalam bentuk masalah, di antaranya:


Rumusan Masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu masalah yang berkenan dengan pertanyaan tentang keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan menari variabel hubungan itu dengan variabel yang lain.


Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan masalah komparatif adalah rumusan maslah yang menyelidiki keberadaan variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.


Rumusan Masalah Assosiatif

Rumusan Masalah assosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Ada bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif / resiprocal / timbal balik:


1) Hubungan Simetris


Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara variabel dua atau lebih yang Kebetulan kecerdasan bersama. Jadi bukan hubungan kausal atau interaktif, contoh rumusan yang menangani:


a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dengan tamu yang datang? Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung. (di pedesaan Jawa Tengah ada kepercayaan kalau di depan rumah ada bunyi burung Prenjak, maka stasiun akan ada tamu, di Jawa Barat, kupu-kupu dan tamu).


b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?


c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin?


d) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?


e) Adakah hubungan antara banyaknya radio dipedesaan dengan sepatu yang dibeli?


Contoh judul penelitian:


(a) Hubungan antara banyaknya radio dipedesaan dengan jumlah sepatu yang terjual


(b) Hubungan antara tinggi badan denga prestasi kerja di bidang pemasaran


(c) Hubungan antara payung yang terjual dengan tingkat kejahatan


2) Hubungan Kausal


Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (variabel yang diinformasikan), contoh:


a) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?


Contoh judul penelitian:


(a) Pengaruh intensif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.


3) Hubungan Interaktif/Resiprocal /Timbal balik


Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:


a) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat menyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.

D. Variabel Penelitian


1. Pengertian


Kata "variabel" hanya ada pada penelitian kuantitatif, karena penelitian kuantitatif berpandangan bahwa, suatu gejala dapat diklasifikasikan menjadi variabel-variabel. Variabel penelitian pada kenyataan adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk diketahui sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian berasal dari kesimpulannya.


2. Macam-macam Variabel


Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam-macam variabel penelitian yaitu:


Variabel Independen: Variabel ini disebut variabel stimulus, prediktor, anteseden. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi perubahan sebabnya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel dependen: Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut variabel. Variabel yang terikat pada variabel yang merupakan akibat dari akibat, karena variabel bebas.

Gambar: Contoh Hubungan Variabel Independen-Dependen


Variabel Moderator: Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (meningkatkan atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.

Gambar: Contoh Hubungan Variabel Independen-Moderator, Dependen


Variabel Intervening: Menurut Tuckman (1988), “Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur”. Variabel ini adalah variabel penyela / antara yang terletak dianatara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak dapat mempengaruhi perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Gambar: Contoh Hubungan Variabel Independen-Moderator-Intervening, Dependen


Variabel kontrol: Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan hubungan variabel independen terhadap ketergantungan tidak dapat diandalkan oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan, bila akan melakukan penilitian yang membandingkan, melalui penelitian eksperimen.

Gambar: Contoh Hubungan Variabel Independen-Kontrol, Dependen



E. Paradigma Penelitian (Model Hubungan Antar Variabel)


Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya sebagai paradigma penelitian. Jadi dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik statistik yang akan digunakan.


Model Hubungan Sederhana: Dalam model ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen.

Model Hubungan Variabel Sederhana Berurutan: Dalam model ini terdapat lebih dari dua variabel, namun hubungannya masih sederhana.

Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel Independen: Dalam model ini terdapat dua variabel independen dan satu dependen. Dalam paradigma ini terdapat 3 rumusan masalah deskriptif, dan 4 rumusan masalah assosiatif (3 kolerasi sederhana dan 1 kolerasi ganda).

Model Hubungan Variabel Ganda dengan Tiga Variabel Independen: Dalam model ini terdapat tiga variabel independen dan satu dependen. Rumusan masalah assosiatif (hubungan) untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1.

Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel Dependen: Model hubungan variabel ganda dengan satu variabel independen dan dua dependen.

Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel dan Dua Dependen: Dalam model ini terdapat dua variabel independen dan dua variabel dependen. Tersedia 4 rumusan masalah deskriptif, dan enam rumusan masalah hubungan sederhana. Kolerasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel secara simultan.

Paradigma Jalur (Hubungan Variabel Jalur): Dinamakan paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara. Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk melihat apakah untuk mencapai target akhir harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir.

F. Menentukan Masalah


 Pada semua nyata manusia memiliki masalah. Dan menemukan masalah masalah hal mudah. Oleh karena itu jika penelitian telah ditemukan, maka pekerjaan peneliti selesai 50%. Untuk menemukan masalah dapat dengan analisis masalah, yaitu dengan pohon masalah. Dengan pohon masalah suatu permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting, yang tidak penting dan tidak penting. Melalui ini dapat diketahui akar-akar permasalahannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Quiz dan Jawaban Akuntansi keuangan Lanjutan 1 (Konsinyasi)

Transaksi Derivatif